Sunday 8 February 2009

Analisis Filasafat

Rabu, 13 Desember 2006

Masalah sosial di kalangan remaja

Sumber: KOMPAS

Persidangan Dewan Negara semalam hangat seketika apabila seorang senator mempersalahkan kaum ibu modern yang bekerja yang mengakibatkan timbulnya masalah moral dan sosial di kalangan remaja atau anak-anak.

Kenyataan tanpa bukti, tanpa perangkaan dan tanpa kajian yang sah itu sudah tentu dibantah oleh senator yang mewakili kaum hawa. Siapa yang tidak akan melenting sekiranya sesuatu tuduhan dibuat secara sedap mulut sahaja?

Senator berkenaan juga berkata kaum ibu modern yang bekerja membiarkan soal asuhan dan penjagaan anak kepada pembantu rumah dari Indonesia dan menurut beliau fakta itu juga menyumbang kepada masalah yang dibangkitkannya.

Kita tidak tahu sama ada senator berkenaan menggaji pembantu rumah dari Indonesia atau tidak, atau berapa orang pembantu rumah yang bekerja dengannya. Mungkin lebih daripada seorang memandangkan inilah yang menjadi kebiasaan atau kebanggaan di kalangan golongan tertentu di negara ini.

Senator tersebut gagal menyebut gaya hidup modern golongan seperti beliau yang turut menyumbang kepada masalah sosial dan moral di kalangan remaja. Mereka sentiasa sibuk dan tidak mempunyai masa yang cukup untuk anak-anaknya dan ini merupakan satu faktor penyumbang. Walaupun isteri mereka tidak bekerja tetapi gaya hidup mereka yang "sibuk" ke sana-sini termasuk ke butik pakaian, salon kecantikan dan beryoga juga menyumbang kepada masalah tersebut.

Kemewahan hidup yang diberikan kepada anak-anak sering mengakibatkan mereka lupa diri dan terpengaruh dengan minat rekan sebaya sehingga ada yang terjebak dengan pengambilan pil khayal.

Untuk mempersalahkan ibu modern yang bekerja untuk menampung keperluan hidup keluarga adalah tidak adil dan tidak tepat sama sekali. Ramai pasangan yang bekerja telah menghasilkan anak yang berguna dan berjaya. Mereka bijak mengurus masa dan mengurus rumah tangga.

ANALISIS SAYA MENGENAI HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT

Dari artikel tersebut, saya melihat bahwa permasalahan mengenai masalah sosial yang terjadi karena kurangnya perhatian para ibu modern yang sibuk melakukan aktivitasnya sendiri, merupakan suatu hal yang berkaitan dengan filsafat. Mengapa? Karena dalam hal tersebut ada manusia yang bertanya dan adanya permasalahan mengenai sesuatu yang membuat mereka berpikir. Dan mereka menggunakan akal budi mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka. Begitu pula dengan masalah di atas.

Filsafat dalam hal ini menaruh perhatian pada tingkah laku manusia dan mempelajari apa-apa yang terjadi pada manusia di dalam masyarakat.

Dengan filsafat, maka penulis artikel di atas dapat berpikir kritis mengenai masalah yang terjadi tersebut. Penulis juga mungkin saja memilih artikel tersebut sebagai bahan persoalannya karena berdasarkan pengalaman (empiri) orang lain di sekitarnya, atau bahkan pengalamannya sendiri. Oleh karena itu mereka menggunakan aliran empirisme jika dilihat dari segi pandang filsafat. Penulis tersebut juga menggunakan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki olehnya untuk menganalisis masalah tersebut.

Artikel tersebut menggunakan teori rasionalisme dalam memecahkan masalahnya. Pertanyaan pertanyaan seperti misalnya: “mengapa ibu modern kurang memperhatikan anak-anak mereka?”, mengajak kita untuk memikirkan apa jawaban dari pertanyaan tersebut secara panjang lebar. Berfilsafat berarti mengajak orang untuk bertanya. Dalam bertanya orang kadangkala menunjukkan sikapskeptis, heran, atau ragu-ragu terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Berfilsafat dapat diartikan sebagai uapaya orang untuk mengetahui sesuatu dengan metode atau cara atau sikap tertentu. Upaya mengetahui sesuatu harus dianggap sebagai suatu usaha manusia yang terus-menerus, usaha manusia yang berusaha menggali sesuatu hingga ke akar-akarnya. Kecenderungan manusia untuk mempertanyakan sesuatu secara terus-menerus menyebabkan manusia menjadi lebih kritis terhadap dirinya sendiri maupun sesuatu yang ingin diketahuinya.

Manusia menggunakan metode skeptis (ragu-ragu) untuk mendapatkan kepastian. Dengan adanya sikap ragu-ragu tersebut, maka manusia itu berpikir. Seperti istilah “cogito ergo sum” yang berarti saya berpikir maka saya ada. Pemikiran ini merintis cara berpikiran logis dalam ilmu pengetahuan yang menitikberatkan pada kesadaran (akal budi).

Pembahasan masalah ini juga bersan dar pada bidang ilmu aksiologi, yang seperti kita ketahui, membahas tentang perilaku manusia, tentang nilai-nilai seprti norma, etika, kaidah-kaidah kehidupan, hukum, moral atau ilmu yang mempelajari nilai-nilai baik dan buruk.

Filsafat sangat penting dalam kehidupan karena filsafat adalah dasar daripada segala ilmu. Ia mendasari segala maca persoalan yang ada di dunia ini dan membantu manusia memecahkan masalahnya.

No comments:

Post a Comment